ANALISIS RPP
Dalam
dua Rpp yang saya analisis yaitu tentang pembelajaran bahasa ingggris untuk
anak sekolah dasar, yang kedua-duanya mempunyai materi yang sama yaitu “let us
count”. Dimana pembelajaran ini untuk peserta didik yang berusia 6-7 tahun,
menurut Jean Piaget pada masa ini anak tergolong dalam tahap pra-operasional,
dimana anak mulai melukiskan dunia dengan kata-kata, gambar-gambar, atau
simbol. Kemampuan seorang anak untuk mempergunakan simbol-simbol telah
dimilikinya. mungkin sebelumnya untuk peserta didik yang sudah masuk atau
bersekolah di taman kanak-kanak telah mengetahui atau mempelajari pengucapan
nomor dalam bahasa inggris. Sehingga dalam kegiatan pembelajaran ini tidak
terlalu sulit untuk mengikutinya.
Setelah
saya melihat dan membaca rpp bahasa inggris, disana saya dapat melihat
bagaimana cara pembelajaran di luar negeri dan ternyata disana peserta didiklah
yang sangat aktif di dalam pembelajaran, sedangkan saat saya melihat dan
membaca rrp dari indonesia, disana guru yang lebih berperan aktif, siswa hanya
diam dan menjawab pertanyaan guru saja, dalam pembukaan terlihat kesamaan yaitu
sebelum memulai pembelajaran guru meminta peserta didik untuk menyanyikan lagu
“let’s count”. Dalam kegiatan inti pertama dari rpp luar negeri guru menyiapkan
beberapa media yang konkret seperti buah pelastik, mobil, dan pensil, lalu guru
meminta siswa kedepan dan mengambil benda tersebut dan menghitungnya, yang
terlebih dahhulu sudah dimasukan kedalam kotak. Setelah itu guru mengajak
peserta didik untuk bermain games. Untuk menambah semangat peserta didik juga
guru tersebut menyelinginya dengan bernyanyi bersama lagi. Kemudian
pembelajaranpun dimulai kembali dengan teknik yang berbeda yaitu bercerita,
dimana guru bercerita dan mengajukan beberapa pertanyaan kepada peserta didik.
Sedangkan dalam kegiatan inti dari Rpp Indonesia pertemuan pertama guru
bertanya jawab dengan siswa dalam materi pembelajaran berhitung dengan
memperkenalkan kalimat singular dan plural dalam bahasa inggris, pertemuan
kedua mengulas kembali pembelajaran yang sudah diajarkan sebelumnya, pertemuan
ketiga mengulas kembali dan peserta didik disuruh mengerjakan soal.
Dalam
kedua Rpp tersebut terdapat perbedaan-perbeaan seperti dalam rpp dari luar
Negeri hanya menggunakan satu pertemuan / tatap muka saja sedangkan rpp dari
Indonesia menggunakan tiga kali pertemuan / tatap muka. Rpp dari luar Negeri
membutuhkan 40 menit sampai 1 jam dalam satu pertemuan, sedangkan rpp dari
Indonesia membutuhkan waktu 30 menit setiap pertemuannya. Dari segi penyampaian
pun berbeda Rpp dari luar negeri lebih menggunakan berbagai metode seperti
bernyani, bercerita dan games, sedangkan Rpp Indonesia hanya menggunakan metode
tanya jawab saja.
Adapun
kelebihan dan kekurangan Rpp dari luar negeri yang saya lihat yaitu:
·
Kelebihan
1. Menggunakan
nyanyian sebagai penambah semangat siswa.
2. Siswa
terlibat langsung dalam pembelajaran. Student center
3. Menggunakan
cerita dalam penyampaian belajar.
·
Kekurangan
1. Jika
jumlah siswanya banyak maka waktunya tidak akan cukup untuk memberikan
materinya.
2. Tidak
adanya kriteria penilaian.
Adapun
kelebihan dan kekurangan Rpp dari Indonesia yang saya lihat yaitu:
·
Kelebihan
1. Langsung
memperkenalkan kalimat singular dan plural .
2. Silabusnya
tercantum dalam Rpp
3. Terdapat
kriteria penilaian
·
Kekurangan
1. Guru
yang lebih berperan aktif.
2. Banyaknya
pertemuan / tatap muka.
Kesimpulan
Dilihat
dari segi efektifnya lebih kepada Rpp dari luar Negeri dimana dari satu pertemuan
menggunakan beberapa metode yang dilakukan oleh guru, seperti bernyanyi,
bercerita, dan bermain permainan / games. Sehingga peserta didik tidak jenuh
dalam pembelajaran serta untuk anak sekolah dasar kelas 1 masih senang dengan
permainan dan cerita, sehingga apa yang disampaikan akan lebih efektif. Sedangkan
Rpp dari Indonesia hanya menggunakan metode tanya jawab dan setiap pertemuannya
hanya mengulas pertemuan pertama saja yang dapat membuat peserta didik akan
jenuh dalam pembelajarannya.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan berkomentar sesuai artikel diatas