PROPOSAL
PTK
UPAYA
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS
MELALUI
PEMBELAJARAAN KONTEKSTUAL MODEL
CONTEXTUAL
TEACHING AND LEARNING (CTL)
PADA
SISWA KELAS III SD NEGERI KAMARUNG
Disusun
oleh:
Nama : Sri Intan Nurani
NPM : 1386210005
Kelas : PGSD 6A
PENDIDIKAN
GURU SEKOLAH DASAR
SEKOLAH
TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP
– SUBANG
2016
A. Judul
Penelitian
“Upaya meningkatkan hasil belajar
bahasa Inggris melalui pembelajaran kontekstual model contectual teaching and
learning (CTL) pada siswa kelas III SD”.
B. Latar
Belakang
Pembelajaran bahasa Inggris
disekolah dasar kini sudah tidak asing lagi, sekarang setiap sekolah dasar
sudah harus mengenal pembelajaran bahasa inggris, dari mulai kelas 4 SD sampai
kelas 6 SD dan bahkan sekarang untuk sekolah yang mempunyai krediditas tinggi
siswa kelas 1 SD pun sudah diperkenalkan bahasa Inggris.
Materi pembelajaran bahasa inggris
di sekolah dasar memang sangat mudah tetapi dalam pengaplikasiannya tidaklah
semudah yang dipikirkan. Dalam menyampaikan materi perlu adanya menggunakan
model, metode dan media pembelajaran yang tepat. Siswa di sekolah dasar dalam
bahasa inggris belum menunjukan hasil yang memuaskan dari proses belajar
terutama dalam teknik penulisan dan berbicara memakai bahasa inggris. Banyaknya
faktor yang dapat mempengaruhi pembelajaran bahasa inggris serta penyebab yang
terjadinya kesulitan dalam belajar bahasa inggris. Terutama tidak tepatnya guru
dalam pembelajaran, baik itu dari model ataupun metode yang diapakai oleh guru
dalam proses pembelajaran tersebut. Dengan melakukan pengkajian kita dapat
menemukan dan menentukan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk memperbaki
proses belajar mengajar bahasa inggris supaya hasil dari proses belajar bisa
memuaskan dan tercapainya tujuan pembelajarannya itu sendiri.
C. Perumusan
Masalah
Permasalahan yang masih dihadapi
siswa kelas IV SD Negeri Kamarung, kesulitan memahami pembelajaran bahasa
inggris, karena model dan metode yang dilakukan oleh guru belum tepat. Untuk
itu diperlukan perbaikan sehingga siswa dalam memahami pembelajaran bisa dengan
mudah dan kemampuan untuk memahaminya pun dapat meningkat. Dan faktor pendukung
seperti media pembelajaran sangat penting dalam menunjang keberhasilan proses
belajar mengajar.
D. Cara
Pemecahan Masalah
Penelitian ini memakai penelitian
ekperimen, yaitu dimana dalam proses pembelajarannya anak belajar sendiri
menemukan hal-hal baru atau kata-kata baru. Adapun langkah-langkahnya sebagai
berikut.
a. Anak
diberitahu terlebih dahulu tentang topik yang akan dibahas hari ini dan tujuan
yang harus dicapai dalam pemeblajaran bahasa inggris.
b. Anak
belajar diluar kelas dan mengamati hal-hal yang berkaitan dengan topik
pembelajaran.
c. Guru
dan siswa melakukan diskusi dari hasil pengamatan yang telah dilakukan.
d. Mengumpulkan
informasi dan kembali ke kelas untuk membahas secara bersama-sama.
E. Tujuan
Penelitian
Tujuan diadakannya penelitian ini
untuk menemukan pembelajaran yang cocok dan efektif serta efisien yang sesuai
dengan karakter peserta didik/siswa. Agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.
F. Konstribusi/Manfaat
Penelitian
Manfaat dari penelitian ini untuk
lebih memahami dan menambah wawasan pengetahuan tentang karakteristik peserta
didik dan bagaimana cara mengatasi karakter tersebut, mengumpulkan informasi
dan menemukan model yang tepat untuk mengatasinya.
G. Tinjauan
Pustaka
a. Pembelajaran
bahasa inggris
Belajar merupakan proses perubahan
di dalam kepribadian berupa sikap, kebiasaan, tanggung jawab, bahasa maupun
kepandaian. Sedangkan pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara
pendidik dengan peserta didik, peserta didik dengan peserta didik, ataupun
peserta didik dengan sumber belajarnya.
Bahasa inggris merupakan bahasa
internasional, bahasa inggris sekarang digunakan sebagai alat komunikasi
internasional secara lisan maupun tulisan. Seperti
halnya Bahasa Indonesia dalam Bahasa Inggris juga mempunyai 4 (empat)
keterampilan berbahasa, yaitu mendengarkan (listening), berbicara (speaking),
membaca (reading) dan menulis (writing). Dalam suatu proses
belajar mengajar, selalu ada pembelajar
yang berhasil dengan baik dan pembelajar
yang kurang berhasil. Hal ini disebabkan
oleh berbagai factor, salah satunya adalah model atau strategi belajar
orang yang belajar tersebut. Dick and
Carey (1985) menyebutkan bahwa strategi pembelajaran itu adalah suatu
perangkat materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama
untuk menimbulkan hasil belajar peserta didik atau siswa. Ada beberapa model
pembelajaran yang cocok untuk digunakan dalam proses pembelajaran bahasa
inggris, antara lain :
-
Model Pembelajaran
Kontekstual (contextual teaching and
learning).
Pembelajaran kontekstual merupakan konsep
belajar yang dapat membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya
dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai
anggota keluarga dan masyarakat. (Nurhadi, 2002). Model ini mengembangkan
pemikiran siswa untuk melakukan kegiatan belajar lebih bermakna, melaksanakan
kegiatan inquiry, dan mengembangkan sifat ingin tahu siswa.
-
Model Pembelajaran Kooperatif.
Model pembelajaran koopertif merupakan bentuk
pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok
kecil secara kolaboratif dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen.
Model ini memiliki prnsip ketergantungan, dimana semua anggota dalam kelompok
akan merasakan saling ketergantungan, menumbuhkan rasa tanggung jawab
perseorangan, partisipasi dan komunikasi. Ada beberapa variasi jenis model
dalam pembelajaran kooperatif seperti model student
teams achievement divison (STAD), model jigsaw, model investigasi kelompok
(group investigation), model make a match, model TGT (teams games tournaments), dan model
struktural.
-
Model PAKEM (Partisipatif,
Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan)
PAKEM adalah model pembelajaran yang merupakan
implementasi kurikulum disekolah dari yang sudah dirancang dan menuntut
aktivitas dan kreativitas guru dan siswa sesuai dengan rencana yang telah
diprogramkan secara efektif dan menyenangkan.
b. Media
(alat bantu) dalam pembelajaran
Media merupakan segala sesuatu yang
dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga
dapat merangsang timbulnya proses atau dialog mental pada diri siswa. Media
pembelajaran sangat menunjang untuk keberhasilan proses belajar mengajar. Media
pembelajaran terdiri dari dua unsur penting yaitu unsur peralatan atau keras
dan unsur pesan yang dibawanya. Ada tiga jenis media pembelajaran yang perlu
dipahami yaitu media visual, media audio dan media audio-visual. Dalam
pengajaran kebanyakan guru menggunakan media visual seperti gambar, grafik,
bagan, diagram, poster, dan sebagainya. Media visual sendiri adalah media yang
hanya dapat dilihat dengan menggunakan indera penglihatan. Media audio adalah
media yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (hanya dapat didengar) yang
dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan para siswa untuk
mempelajari bahan ajar. Sedangkan media audio-visual merupakan kombinasi dari
media audio dan media visual atau disebut media pandang-dengar.
c. Karakteristik
peserta didik kelas III SD
1. Pengertian
Menurut teori Erikson ketika masa
pertengahan dan akhir anak-anak ( tahun-tahun sekolah, 6 tahun – pubertas) anak
pada tahap ini memiliki rasa rendah diri dan tekun dimana tidak ada masa lain
yang lebih antusias daripada akhir periode masa awal anak-anak yang penuh
imajinasi. Ketika anak-anak memasuki tahun-tahun sekolah dasar, mereka
mengarhkan energi mereka pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan
intelektual. Yang berbahaya pada tahap ini adalah perasaan tidak berkompeten
dan tidak produktif. Dan menurut Albert
Bandura dan kawan-kawan, menyatakan bahwa lingkungan adalah faktor penting
yang mempengaruhi perilaku, tetapi proses–proses kognitif tidak kalah
pentingnya.
2. Karakteristik
siswa
Menurut Jean Piaget (1896-1980) menekankan bahwa anak-anak membangun secara
aktif dunia kognitif mereka sendiri; informasi tidak sekedar dituangkan kedalam
pemikiran mereka dari lingkungan. Piaget
juga yakin bahwa anak melampaui empat tahap dalam memahami dunia. Berikut
keempat tahapnya
(1) Tahap
sensorimotor (sensorimotor stage)
yakni, berlangsung dari kelahiran hingga usia 2 tahun. Pada tahap ini, bayi
membangun suatu pemahaman tentang dunia dengan mengkoordinasikan
pengalaman-pengalaman sensoris (seperti melihat dan mendengar) dengan
tindakan-tindakan motorik fisik.
(2) Tahap
praoperasional (preoperational stage),
yang berlangsung kira-kira dari usia 2 hingga 7 tahun. Pada tahap ini,
anak-anak mulai melukiskan dunia dengan kata-kata dan gambar-gambar.
(3) Tahap
operational konkret (concrete operational
stage), yang berlangsung kira-kira dari usia 7 hingga 11 tahun. Pada tahap
ini, anak-anak melakukan operasi dan penalaran logis menggantikan pemikiran
intuitif sejauh pemikiran diterapkan kedalam contoh-contoh yang spesifik atau
konkret.
(4) Tahap
operasional formal (formal operational
stage), yang tampak dari usia 11 hingga 15 tahun. Pada tahap ini, individu
melampaui dunia nyata, pengalaman-pengalaman konkret dan berpikir secara
abstrak dan lebih logis.
3. Media
pembelajaran untuk siswa kelas III SD
Media pembelajaran untuk anak kelas
III karena masih termasuk kedalam tahap operasional konkret jadi media yang
digunakan juga media yang asli dan untuk menarik perhatian siswa dalam proses
pembelajaran media disini diusahakan harus semenarik mungkin, ataupun media
yang digunakan berwarna cerah.
4. Model
atau metode yang efektif untuk pembelajaran siswa kelas III SD
Metode pengajaran yang efektif
untuk anak kelas III adalah metode yang disesuaikan dengan karakteristik siswa,
untuk metode yang cocok menggunakan metode tanya jawab, demontrasi, ceramah dan
diskusi. Dimana dalam metode tanya jawab dan demontrasi itu akan membantu
mengaktifkan siswa dalam hal berbicara, sedangkan ceramah membantu tingkat
pemahaman anak terhadap pengetahuan atau pembelajaran dan untuk metode diskusi
membantu anak bersosialisasi dan bertanggung jawab atas kelompoknya serta
mempererat hubungan antar teman.
H. Hipotesis
Tindakan
Berdasarkan dari uraian tentang
pembelajaran bahsa inggris, model, media, dan metode yang telah dibahas bahwa
semuanya merupakan keterpaduan yang dapat mendukung proses pembelajaran
berjalan dengan baik. Penggunaan model yang tepat maka akan sangat menentukan
keberhasilan proses belajar, sebagai sebuah model tentunya mempunyai peranan
yang sangat penting disetiap pembelajaran terutama saat proses pembelajaran
kita harus benar-benar memahami model tersebut dan apa yang kita sampaikan
sesuai dengan langkah-langkah yang ada dalam model tersebut. Berdasarkan uraian
tersebut maka diajukanlah hipotesis tindakan yaitu peningkatan hasil belajar
bahasa Inggris melalui pembelajaran kontekstual model contectual teaching and
learning (CTL) pada siswa kelas III SD.
I. Prosedur
Penelitian
a. Setting
penelitian
Penelitian dilakukan di luar kelas
sebagai alat belajar siswa menemukan pembelajarannya sendiri, dan diakhiri
dengan pengevaluasian di dalam kelas.
b. Variabel
Variabel yang menjadi sasaran dalam
rangka PTK adalah meningkatkan hasil belajar bahasa inggris siswa kelas III SD
dengan pembelajaran siswa menemukan sendiri bahan ajar di luar kelas. Dimana
sarana belajar di luar kelas, mencari bahan ajar dengan didampingi oleh guru
dan dengan prosedur evaluasi. Dalam proses pembelajarannya melihat interaksi
belajar, gaya guru mengajar, dan implementasi dari model CTL dengan hasil belajar
siswa berupa penulisan, pengucapan dan perangkaian kalimat dasar dalam bahasa
inggris.
c. Rencana
tindakan
1) Perencanaan
Dalam pembelajaran ini, siswa
belajar menemukan sendiri bahan ajarnya di luar kelas dengan bimbingan guru.
Materi pembelajaran bahasa inggris yang dipakai adalah clothing. Hal pertama
yang dilakukan guru memberikan motivasi kecil untuk memberikan semangat kepada
siswa sebelum pembelajaran inti dimulai, seperti nyanyian dalam bahasa inggris.
Kemudian mendemontrasikan sebentar dimana salah satu murid kedepan dan guru
menanyakan kepada siswa lain baju apa yang sedang dipakai dan ketika siswa
mengatakan dalam bahasa indonesia maka guru menjawabnya dalam bahasa inggris.
Setelah itu barulah guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Guru dan siswa
bersama-sama pergi keluar kelas dan siswa disuruh untuk mengamati lingkungan
sekitar yang terkait dengan materi pembelajaran tentang clothing (pakaian).
Setelah siswa mengamati maka guru dan siswa berkelompok atau berdiskusi tentang
hal-hal yang diamati oleh siswa. Misalkan salah satu siswa mengamati seorang
lelaki yang sedang memakai baju merah dan sepatu hijau, kemudian guru dan siswa
bertanya jawab, guru “apa bahasa inggrisnya lelaki?” kemudian siswa menjawab
“boy” lalu guru menulisnya di sebuah papan tulis berukuran 50x30cm dan dilanjut
dengan guru bertanya kembali “memakai bahasa inggrisnya apa?”, jika siswa tidak
menjawab maka guru mengeluarkan kebuah kartu berisikan kata dalam bahasa
inggris dan menyuruh siswa membacanya bersama misalnya kartu tersebut
bertuliskan “wearing” dan siswa membacanya kemudian guru menjelaskan bahwa
bahasa inggris dari memakai itu adalah “wearing”. Selanjutnya guru bertanya
kembali “apa bahasa inggrisnya baju merah dan sepatu hijau?” siswa menjawab
“red t-shirt and green shoes”, dan setelah itu guru menyatukan kata tersebut
menjadi sebuah kalimat sederhana seperti “the boy is wearing red t-shirt and
green shoes”. Dan guru hanya mengambil beberapa hasil pengamatan saja karena
agar siswa dapat memahami dengan baik dan tidak terlalu banyak materi yang
disampaikan karena itu akan membebankan kepada siswa. Setelah itu guru dan
siswa kembali ke kelas dan melakukan refleksi pembelajaran yang telah
dilakukan.
2) Implementasi
tindakan
Rencana yang telah disusun diuji
cobakan sesuai dengan langkah-langkah model yang telah dibuat sebelumnya, yaitu
dengan menggunakan model pembelajaran CTL.
3) Observasi
dan implementasi
Observasi ini dilakukan untuk
melihat pelaksanaan apakah semua rencana yang dibuat sesuai dalam memperbaiki
upaya peningkatan hasil belajar siswa dan tujuan pembelajaran terlaksana dengan
baik tidak ada penyimpaangan yang dapat memberikan hasil yang kurang maksimal.
Observasi dilakukan dengan teman dalam satu tim dan dengan dilakukan perekaman
lewat video record supaya terlihat
dengan jelas bagaimana proses pembelajaran yang telah dilakukan.
4) Analisis
dan refleksi
Hasil proses pembelajaranyang telah
direkam diputar kembali untuk menganalisis apakah proses pembelajaran tadi
sesuai dengan harapan ataukah terjadi kesalahan-kesalahan saat proses
pembelajaran berlangsung, dan mendiskusikan dengan teman dan dosen untuk
mencari penyelesaian yang efektif pada kegiatan proses belajar mengajar pada
pertemuan berikutnya.
d. Pengumpulan
data
Data dikumpulkan melalui observasi,
baik secara manual maupun perekaman video. Data ini digunakan untuk melihat
proses perbaikan pembelajaran bahasa inggris dengan model CTL sebagai dasar
penilaian pada segi perencanaan kegiatan untuk menukur keberhasilan siswa dalam
upaya memperbaiki hasil belajar siswa dalam pembelajaran bahasa inggris di
kelas III SD.
e. Indikator
kinerja
Sebagai tolak ukur keberhasilan
guru dalam menyampaikan materi dan implikasinya dalam rangka meningkatkan hasil
belajar siswa dalam pembelajaran bahasa inggris.
J. Personalia
Penelitian
1. Ketua
Peneliti:
a. Nama
Lengkap : Sri Intan Nurani
b. NPM
:
1386210005
c. Jabatan
Fungsional : Ketua Kelompok
d. Fakultas/Jurusan
: PGSD/Pendidikan Guru
Sekolah Dasar
e. Perguruan
Tinggi : STKIP Subang
f. Bidang
Keahlian : Pendidikan Sekolah
Dasar
g. Waktu
untuk penelitian : 10 Jam/Minggu
h. Tugas
:
(1) Bertanggung
jawab atas kelancaran pelaksanaan kegiatan
(2) Menyusun
perencanaan pembelajaran dengan menggunakan model CTL
(3) Terlibat
dalam semua jenis kegiatan
(4) Menyusun
laporan
2. Anggota
Peneliti 1 (teman sejawat)
a. Nama
Lengkap : Leni Lutfiani
b. NPM
: 1386210021
c. Jabatan
Fungsional : Sekertaris Kelompok
d. Fakultas/Jurusan
: PGSD/Pendidikan Guru Sekolah
Dasar
e. Perguruan
Tinggi : STKIP Subang
f. Bidang
Keahlian : Pendidikan Sekolah
Dasar
g. Waktu
untuk penelitian : 10 Jam/Minggu
h. Tugas
:
(1) Menganalisis
konsep yang ada di GBPP
(2) Menyusun
perencanaan pembelajaran dengan menggunakan model CTL
(3) Menyusun
instrumen
K. Jadwal
Pelaksanaan
No
|
Jenis Kegiatan
|
Bulan Ke
|
1
|
Penyusunan Proposal
|
1
|
2
|
Analisis Pokok Bahasan dan Media
|
1
|
3
|
Pendesainan Media Pembelajaran yang digunakan
|
1
|
4
|
Pelaksanaan PBM
|
1
|
5
|
Evaluasi Hasil Belajar
|
1
|
6
|
Evaluasi Proses Pembelajaran
|
1
|
7
|
Analisis Hasil Evaluasi
|
2
|
8
|
Seminar Hasil Penelitian
|
2
|
9
|
Penyusunan Laporan
|
2
|
L. Biaya
yang Diusulkan
Bahan
|
Jumlah
|
Biaya
(Rp)
|
Jumlah
Biaya
|
Kertas jilid
|
3 buah
|
Rp. 1.000
|
Rp. 3.000
|
Spidol
|
2 buah
|
Rp. 15.000
|
Rp. 30.000
|
White Board
50x30
|
1 buah
|
Rp. 30.000
|
Rp. 30.000
|
Jumlah
|
Rp. 63.000
|
DAFTAR PUSTAKA
Muslich, Mansur.
2014. Melaksanakan PTK Itu Mudah
(Classroom Action Research) Pedoman Praktis Bagi Guru Profesional. Jakarta
: Bumi Aksara.
Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan
Profesionalisme Guru. Jakarta : Rajawali Pers.
Santrock, John
W. 2002. Life-Span Development
Perkembangan Masa Hidup. Jakarta : Erlangga.
Sumantri,
Mulyani. 2006. Perkembangan Peserta Didik.
Jakarta : Universitas Terbuka.
Herawan, Asep H.
Dkk. 2007. Komputer dan Media
Pembelajaran SD. Bandung : UPI PRESS.
Halim, Nasim.
____. Creative And Comunicative English
Bahasa Inggris Sekolah Dasar. Penamas publising house.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan berkomentar sesuai artikel diatas